Milad Ahad Net di Medan

Tak bisa dibantah bahwa kondisi perekonomian umat Islam Indonesia masih jauh tertinggal dari umat lain, khususnya para konglomerat raksasa maupun konglomerat menengah. Dua pilar utama kegiatan ekonomi, yakni produksi dan distribusi dikuasai oleh orang lain.

Ahad Net, Peduli untuk Bangkit

KONDISI ini tak boleh dibiarkan berlangsung terus-menerus. Karena itu, umat Islam harus bangkit dan mempersiapkan kekuatan serta aksi konkret agar terlepas dari kondisi itu demi terwujudnya keadilan ekonomi dan terciptanya kemakmuran serta kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.

Gerakan mempersiapkan kekuatan ekonomi umat itu sebenarnya telah tumbuh dan telah menunjukkan kemajuan serta ketangguhannya, baik melalui lembaga keuangan seperti perbankan syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, BMT maupun lembaga sektor riil, seperti Ahad-Net International yang saat ini telah memasuki usianya yang ke-12 tahun.

Sejak didirikan tahun 1996 lalu, kehadiran Ahad Net memang dilandasi atas kepedulian akan kondisi perkonomian umat Islam Indonesia yang masih terpuruk. Umat Islam yang mayoritas di negeri ini harus menggunakan kekuatan jaringan agar pemberdayaan potensi bisnis umat bisa diwujudkan.

Karena itu pula, Direktur Utama PT Ahad Net Internasional, Ir H Setyotomo SE, saat berbicara pada acara Milad ke-12 PT Ahad Net Internasional di Convention Hall Hotel Garuda Medan, Selasa (20/5) lalu, menyatakan visi dan misi utama Ahad-Net adalah untuk mengangkat derajat ekonomi umat melalui usaha yang sesuai dengan tuntunan syari’ah Islam.

Misi lainnya, katanya, meningkatkan jalinan ukhuwah umat Islam di seluruh dunia, membentuk jaringan ekonomi Islam dunia, baik jaringan produksi, distribusi maupun konsumennya sehingga dapat mendorong kemandirian dan kejayaan ekonomi umat. Selain itu untuk memperkokoh ketahanan aqidah dari serbuan budaya dan ideologi yang tak Islami, mengantisipasi dan mempersiapkan strategi dan daya menghadapi era globalisasi dan teknologi informasi. Serta untuk meningkatkan ketenangan konsumen Muslim dengan tersedianya produk-produk halal dan baik.

Sejalan dengan peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional, pada milad-nya yang ke-12 ini Ahad Net juga mengangkat tema ’Peduli untuk Bangkit’. ”Tema ini memiliki makna yang sangat luas. “Peduli untuk Bangkit” artinya Ahad Net sangat peduli atas lingkungan di sekitar, terhadap umat dan terhadap negara. Jadi kita berpikir untuk umat dan untuk negara bagaimana agar bisa bangkit dari kemiskinan dan keterpurukan ekonomi yang terus mendera,” katanya kepada MedanBisnis usai acara.

Leader Nasional Ahad Net, H Sugianto Pangat yang didampingi istri Hj Sri Ardi Pangat menyatakan, kehadiran Ahad Net dilatarbelakangi oleh dua keprihatinan, yakni membanjirnya produk-produk luar di Indonesia yang kehalalan dan kebaikannya masih diragukan. Keprihatinan kedua, ekonomi umat yang terus terpuruk meskipun potensi umat Islam sangat besar. ”Atas keprihatinan itulah perusahaan ini didirikan dengan harapan bisa menyediakan produk-produk yang baik dan terjamin kehalalannya serta sekaligus dapat mengangkat ekonomi umat dengan cara melibatkan umat untuk melakukan pemasaran secara berjaringan,” katanya.

Di Ahad Net, sebut Sugianto, bukanlah sekadar hanya untuk mengejar keuntungan materi, tetapi yang paling utama bergabung di bisnis ini adalah untuk berjuang (berjihad) meninggikan kejayaan Islam melalui kegiatan ekonomi (muamalah) yang sesuai dengan syariat Islam. Karena itu, Sugianto mengajak semua mitra niaga Ahad Net agar terus bangkit bersama Ahad Net untuk membangun ekonomi umat. Dan dalam mengembangkan ekonomi umat ini, Ahad Net juga terus menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga lain seperti perbankan syariah khususnya dengan Bank Mualamat Indonesia dan Asuransi Takafful.

Leader nasional lainnya H Andi Alif Kaharuddin yang didampingi istri Hj Andi Sengngeng, menyatakan, orang yang peduli atas produk yang halal lagi baik itu sangatlah sedikit. Bahkan di kalangan umat Islam sendiri. Ini, sebutnya, bisa dibuktikan berapa banyak orang ketika berbelanja di swalayan atau supermarket ketika akan membeli suatu produk terlebih dahulu memeriksa label kehalalan produk.

”Yang halal itu jelas, yang haram juga jelas. Tapi ada produk yang subhat yang tak jelas apakah haram atau halal. Ini yang membingungkan. Dan jika kita tidak peduli atas yang subhat ini hal inilah yang bisa merusak,” katanya.

“Sebagai umat Islam, kita harus giat berjuang (berjihad) untuk mengembangkan jaringan bisnis umat Islam. Kita tentu menerima logika, bahwa bila umat Islam membeli produk yang sudah disediakan umat Islam sendiri kepada umat Islam, maka pihak produsen, distributor atau para pedagang Muslim akan sejahtera dan mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah, untuk kepentingan kaum Muslimin. Karena itu, umat Islam seharusnya mengutamakan produk Muslim, karena hanya dengan demikian ekonomi umat bisa bangkit,” ungkapnya.

Saat ini, berdasarkan penjelasan Setyotomo, PT Ahad Net sedikitnya telah menyediakan lebih dari 400 item produk yang terjamin kehalalannya lagi baik. Produk-produk itu terdiri dari kebutuhan sehari-hari mulai dari sandang dan pangan, alat-alat kosmetik, alat-alat pembersih, suplemen makanan dan minuman, buku-buku bacaan, hingga sampai kebutuhan otomotif seperti oli dan alat penghemat bahan bakar.

Setyotomo melihat, potensi sistem pemasaran secara berjaringan ini sungguh besar untuk bisa menggerakkan ekonomi umat. Apalagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritasnya adalah umat Muslim. ”Kita mengakui untuk menjalankan bisnis MLM memang tidak mudah, dibutuhkan kesabaran, keimanan, keuletan dan semangat yang kuat agar tidak berhenti di tengah jalan atau bahkan kalah sebelum bertanding. Karena itu, para mitra niaga juga harus selalu memompa semangatnya dengan mengikuti berbagai kegiatan dan pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Ahad Net,” katanya.

Oleh : medanbisnisonline.com (2008-05-24 15:55:42)

2 Tanggapan to “Milad Ahad Net di Medan”

  1. Ernawati Lubus Says:

    Produk dari ahad net memang bagus…namun daya beli masyarakat kita banyak yang tak sanggup membeli producnya karena cukup mahal bila dibandingkan dgn barang2 yg ada dipasaran. Saran saya jika harga producnya lebih mahal dari produc lain maka sulitlah untuk memasarkannya..jafi tolong dipertimbangkan..agar bisnis ini lebih berkembang

    • admin Says:

      Ya, tidak dapat dipungkiri, perkembangan saat ini berbeda dengan awal tahun 2000. Di satu sisi, ada kemungkinan sulit mencari mitra pasok berkualitas yang bisa memberi harga bersaing. Kedua, sekarang sudah banyak perusahaaan berbasis jaringan yang sudah punya sertifikasi bisnis syariah dari DSN-MUI. Jadi mau tidak mau kompetisi sangatlah ketat. Sehingga perusahaan mungkin punya kebijakan yang menengahi poin-poin tantangan di atas. Semoga Ahad-Net bisa kembali memberikan produk terjangkau dari perusahaan / pabrik berbasis pengusaha muslim.


Tinggalkan komentar